Penunaian ZIS dan Silaturrahim

Oleh: Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc.

Silaturrahim – saling menghubungkan dan saling mempererat kekeluargaan serta persaudaraan – adalah salah satu ajaran Islam yang sangat penting. Ketaqwaan dan silaturrahim sering digandengkan dalam satu nafas dan satu redaksi, baik di dalam al-Qur'an maupun di dalam hadits Nabi. Misalnya firman Allah dalam QS. An-Nisa' [4] ayat 1: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa taqwa tidak akan sempurna tanpa didukung oleh kegiatan membangun dan memperkuat silaturrahim, demikian pula silaturrahim tidak akan bermakna dalam pandangan Allah SWT, tanpa dilandasi dengan ketaqwaan.

Silaturrahim tentu saja bukanlah semata-mata bertemu secara fisik (bermuwajahah dan bersalam-salaman), akan tetapi juga dalam bentuk ta'awun (saling tolong menolong) antara seseorang atau sekelompok orang dengan orang atau kelompok lainnya. Tidak mungkin silaturrahim akan terjaga dengan baik, kalau tidak ada kesiapan untuk membagi dan memberi kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Anas, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang tertidur karena kekenyangan, sementara tetangganya tidak bisa tidur karena kelaparan (padahal dia mengetahui dan dia membiarkannya), maka dia tidak dianggap (tidak termasuk) umatku (Rasulullah SAW)."

Penunaian ZIS (zakat, infaq dan shadaqah) salah satu tujuan utamanya adalah untuk membangun dan memperkuat silaturrahim, terutama antara kelompok orang yang berpunya dan orang-orang yang tidak berpunya (orang-orang miskin dan dhuafa).

Penunaian ZIS akan menumbuhkan perasaan saling menyayangi, yang merupakan esensi dan substansi dari silaturrahim. Orang yang suka ber-ZIS akan dekat dengan Allah, dekat dengan sesama Allah, dengan dengan syurga dan jauh dari neraka. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan syurga, dan jauh dari neraka. Dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari syurga, dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil (bodoh) tapi ia pemurah, itu lebih dicintai oleh Allah daripada ahli ibadah, tapi ia bakhil”. (HR. Tirmidzi).

Karena itu, mari kita tunaikan ZIS dengan penuh keikhlasan dan kesadaran, agar silaturrahim yang dibangun selama ini akan lebih bermakna dan berfungsi lagi. Sehingga kekeluargaan dan persaudaraan akan semakin terbangun dengan solid. Amien.
Dari : pkesinteraktif.com

0 comments:

Posting Komentar